Minggu, 14 Agustus 2011

Syahadat dan Pilihan Jalan Hidup

Saya terlahir sama dengan sebagian besar anak di Indonesia ini yaitu dari keluarga muslim. Dari kecil sudah mengenal dan belajar tentang Islam. Baik itu di disekolah atau mengaji di masjid (TPQ). Belajar membaca Al Quran dan Sholat. Hapal tentang rukun Islam, rukun Iman, rukun sholat dan lain-lain. Tapi sayangnya kita hanya diajari tentang pengetahun tentang Islam dan ibadah dijalankan hanya karena kewajiban sebagai orang Islam bukan pemahaman mendasar Islam sebagai jalan hidup. Dan saya rasa hal ini masih dijalankan sampai sekarang.
Baru pada saat SMA saya seperti mendapat kesadaran bahwa Islam sebenarnya adalah jalan hidup. Hal ini bermula ketika saya mengikuti ekstra kulikuler pencak silat dan untuk kenaikan tingkat kita harus mengucapkan syahadat sebagai salah satu syaratnya. Pada awalnya saya sempat bertanya pada diri sendiri, ngapain baca syahadat? Setiap hari kita kan sudah sholat dan didalam bacaan sholat selalu ada syahadat? Lagian kita kan sudah orang Islam bukan orang yang mau masuk Islam? Tetapi dari situ saya berpikir dan mengingat kembali bahwa saya memang belum pernah mengucap syahadat secara khusus dan sadar. Syahadat hanya dibaca sebagai bagian dari bacaan sholat.
Terus terang pertanyaan di atas tadi terus berputar di pikiran saya dan cukup membuat tidak tenang. Alhamdulillah, setelah merenung dan berpikir saya mendapat suatu kesimpulan bahwa syahadat adalah sebuah ikrar dan komitmen. Suatu kesadaran mutlak bahwa “Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Sebagai RasulNya”. Syahadat terlihat sangat sederhana tapi maknanya Subhanallah, sungguh luar biasa. Dengan bersyahadat berarti kita telah memilih, ya MEMILIH dengan sadar bahwa kita menjadikan Allah sebagai Tuhan kita dan Muhammad sebagai Rasulnya yang berarti pula kita telah MEMILIH Islam sebagai jalan hidup. Itu berarti pula kita HARUS menjalani hidup ini sesuai dengan yang diajarkan Islam di setiap sisi kehidupan kita. Islam menjadi pegangan atau acuan bagaimana kita berpikir, berbicara, bertindak bahkan bagaimana kita memilih sesuatu. Intinya bahwa segala aspek kehidupan kita harus berdasar pada Islam karena memang Islam telah mengatur itu semua dalam Al Quran dan Sunah Rasul.
Akhirnya setelah “memperbarui” syahadat saya, semaksimal mungkin saya mulai menata diri saya sendiri untuk selalu sesuai dengan tuntunan. Mulai belajar lagi bagaimana seharusnya segala sesuatu itu dijalankan dan yang terutama bagaimana membuat paradigma kita, cara berpikir kita agar bisa menilai dan mengambil keputusan sesuai dengan Islam. Tentunya tidak secara langsung berubah karena diperlukan suatu proses dan pemahaman apalagi tanpa ada guru yang khusus. Proses belajar inilah yang saya nikmati hingga sekarang karena saya telah memilih menjadi orang Islam.
Marilah kita bersama-sama “memperbarui” syahadat kita. Resapi dan hayati makna di dalamnya. Perbarui ikrar kita, komitmen kita untuk menjadikan Islam sebagai jalan hidup.
“Tunjukkanlah kami ya Allah ke jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalannya mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar